Penentuan lokasi pelaksanaan kegiatan Program PKM Kewirausahaan ini dilaksanakan di rumah produksi sementara yakni di rumah ketua kelompok bertempat di Jalan Mandolin No. Untuk ke depannya diharapkan usaha ini mempunyai rumah produksi sendiri yang akan menambah efisiensi produktivitas usaha.
Analisa kebutuhan Beberapa hal yag dibutuhkan dalam kegiatan ini adalah sebagai berikut : a. Prosedur Pembuatan Gula Pasir Ekstraksi Tahap pertama pembuatan gula kersen adalah ekstraksi jus atau sari kersen. Caranya dengan menghancurkan kersen dengan mesin penggiling untuk memisahkan ampas kersen dengan cairannya. Jus yang dihasilkan masih berupa cairan yang kotor: serat-serat berukuran kecil dan ekstrak dari daun dan kulit buah, semuanya bercampur di dalam gula.
Pengendapan kotoran dengan kapur Liming Jus kersen dibersihkan dengan menggunakan semacam kapur slaked lime yang akan mengendapkan sebanyak mungkin kotoran , kemudian kotoran ini dapat dikirim kembali ke lahan. Proses ini dinamakan liming.
Jus hasil ekstraksi dipanaskan sebelum dilakukan liming untuk mengoptimalkan proses penjernihan. Kapur berupa kalsium hidroksida atau Ca OH 2 dicampurkan ke dalam jus dengan perbandingan yang diinginkan dan jus yang sudah diberi kapur ini kemudian dimasukkan ke dalam tangki pengendap gravitasi: sebuah tangki penjernih clarifier.
Jus mengalir melalui clarifier dengan kelajuan yang rendah sehingga padatan dapat mengendap dan jus yang keluar merupakan jus yang jernih. Kotoran berupa ampas dari clarifier masih mengandung sejumlah gula sehingga biasanya dilakukan penyaringan dalam penyaring vakum putar rotasi dimana jus residu diekstraksi dan ampas tersebut dapat dibersihkan sebelum dikeluarkan, dan hasilnya berupa cairan yang manis.
Jus dan cairan manis ini kemudian dikembalikan ke proses. Penguapan Evaporasi Setelah mengalami proses liming, proses evaporasi dilakukan untuk mengentalkan jus menjadi sirup dengan cara menguapkan air menggunakan uap panas steam. Terkadang sirup dibersihkan lagi tetapi lebih sering langsung menuju ke tahap pembuatan kristal tanpa adanya pembersihan lagi.
Pembentukan kristal diawali dengan mencampurkan sejumlah kristal ke dalam sirup. Sekali kristal terbentuk, kristal campur yang dihasilkan dan larutan induk mother liquor diputar di dalam alat sentrifugasi untuk memisahkan keduanya, bisa diumpamakan seperti pada proses mencuci dengan menggunakan pengering berputar.
Kristal-kristal tersebut kemudian dikeringkan dengan udara panas sebelum disimpan. Larutan induk hasil pemisahan dengan sentrifugasi masih mengandung sejumlah gula sehingga biasanya kristalisasi diulang beberapa kali.
Sayangnya, materi-materi non gula yang ada di dalamnya dapat menghambat kristalisasi. Hal ini terutama terjadi karena keberadaan gula-gula lain seperti glukosa dan fruktosa yang merupakan hasil pecahan sukrosa. Olah karena itu, tahapan-tahapan berikutnya menjadi semakin sulit, sampai kemudian sampai pada suatu tahap di mana kristalisasi tidak mungkin lagi dilanjutkan.
Sebagai tambahan, karena gula dalam jus tidak dapat diekstrak semuanya, maka terbuatlah produk samping byproduct yang manis: molasses. Produk ini biasanya diolah lebih lanjut menjadi pakan ternak atau ke industri penyulingan untuk dibuat alkohol etanol.
Penyimpanan Gula kasar yang dihasilkan akan membentuk gunungan coklat lengket selama penyimpanan dan terlihat lebih menyerupai gula coklat lunak yang sering dijumpai di dapur-dapur rumah tangga. Gula ini sebenarnya sudah dapat digunakan, tetapi karena kotor dalam penyimpanan dan memiliki rasa yang berbeda maka gula ini biasanya tidak diinginkan orang.
Oleh karena itu gula kasar biasanya dimurnikan lebih lanjut ketika sampai di negara pengguna. Gula kasar dicampur dengan sirup kental konsentrat hangat dengan kemurnian sedikit lebih tinggi dibandingkan lapisan sirup sehingga tidak akan melarutkan kristal, tetapi hanya sekeliling cairan coklat. Cairan yang dihasilkan dari pelarutan kristal yang telah dicuci mengandung berbagai zat warna, partikel- partikel halus, gum dan resin dan substansi bukan gula lainnya.
Bahan-bahan ini semua dikeluarkan dari proses. Karbonatasi Tahap pertama pengolahan cairan liquor gula berikutnya bertujuan untuk membersihkan cairan dari berbagai padatan yang menyebabkan cairan gula keruh. Pada tahap ini beberapa komponen warna juga akan ikut hilang. Salah satu dari dua teknik pengolahan umum dinamakan dengan karbonatasi. Gas karbondioksida ini akan bereaksi dengan lime membentuk partikel- partikel kristal halus berupa kalsium karbonat yang menggabungkan berbagai padatan supaya mudah untuk dipisahkan.
Supaya gabungan-gabungan padatan tersebut stabil, perlu dilakukan pengawasan yang ketat terhadap kondisi-kondisi reaksi. Gumpalan-gumpalan yang terbentuk tersebut akan mengumpulkan sebanyak mungkin materi-materi non gula, sehingga dengan menyaring kapur keluar maka substansi-substansi non gula ini dapat juga ikut dikeluarkan.
Setelah proses ini dilakukan, cairan gula siap untuk proses selanjutnya berupa penghilangan warna. Penghilangan warna Ada dua metoda umum untuk menghilangkan warna dari sirup gula. Salah satunya dengan menggunakan karbon teraktivasi granular [granular activated carbon, GAC] yang mampu menghilangkan hampir seluruh zat warna. Karbon pada saat ini terbuat dari pengolahan karbon mineral yang diolah secara khusus untuk menghasilkan granula yang tidak hanya sangat aktif tetapi juga sangat kuat.
Karbon dibuat dalam sebuah oven panas dimana warna akan terbakar keluar dari karbon. Resin dibuat secara kimiawi yang meningkatkan jumlah cairan yang tidak diharapkan.
Cairan jernih dan hampir tak berwarna ini selanjutnya siap untuk dikristalisasi kecuali jika jumlahnya sangat sedikit dibandingkan dengan konsumsi energi optimum di dalam pemurnian. Oleh karenanya cairan tersebut diuapkan sebelum diolah di panci kristalisasi.
Pendidihan Sejumlah air diuapkan di dalam panci sampai pada keadaan yang tepat untuk tumbuhnya kristal gula. Ketika kristal sudah tumbuh campuran dari kristal-kristal dan cairan induk yang dihasilkan diputar dalam sentrifugasi untuk memisahkan keduanya.
Proses ini dapat diumpamakan dengan tahap pengeringan pakaian dalam mesin cuci yang berputar. Tabel 1. Tabel 2. Ketua Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Warsein Roy M. Sitohang b. NIM : c.
Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara e. Anggota Pelaksana Kegiatan a. Nama Lengkap : Ida Gloria Marlinang b. Nama Lengkap : Denizen Banurea b. Nama Lengkap dan Gelar : Ir. Terip Karo-karo, M. NIDN : d. Jabatan Fungsional : Pengajar e. Jabatan Struktural : Pengajar f. Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara h. Bidang Keahlian : Teknologi Pertanian i. Ayah : S. Sitohang S. Ibu : B. Sinaga Pendidikan a.
Fife menerangkan bahwa lemak rantai menengah dapat berdifusi ke dalam membran organisme patogen sebelum membunuh sel mereka dengan melarutkannya. Asam kaprilat muncul sebagai senjata yang ampuh untuk spesies jamur, sedangkan yang efektif untuk membunuh bakteri adalah asam laurat. Dan semua ini bisa didapatkan dengan mengkonsumsi kelapa parut. Berdasarkan fakta diatas, dapat diketahui bahwa dengan mengkonsumsi kue putu, kita dapat memelihara kesehatan kita. Selain itu, kita juga dapat melestarikan makanan tradisional yang kita miliki.
Terutama makanan yang sudah jarang ditemui di Indonesia ini putu bambu. Anehnya, di Negara tetangga kita, banyak dijumpai penjual putu bambu dan tak jarang peminatnya. Banyak wisatawan asing yang menyukai kue ini. Nah jika warga asing menyukai makanan tradisional Indonesia , mengapa kita tidak?
Oleh karena itu, dalam pembuatan PKM-K ini, kami mengangkat tema pengembangan produk dan perbaikan pemasaran kue putu bambu sebagai salah satu makanan tradisional Indonesia. Pengembangan produk dan pemasaran kue putu bertujuan untuk mengangkat nilai jual serta menambah segmen pasar terutama di daerah sekitar jember. Perbaikan pemasaran dilakukan dengan cara memperbaiki kemasan kue putu. Sedangkan untuk perbaikan produk, kami berinovasi dengan kue putu yang memiliki berbagai rasa sesuai keinginan konsumen.
Kami berharap dengan adanya produk baru ini bisa meningkatkan nilai jual kue putu serta dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat Indonesia.
Bagaimana cara pengelolaan kue putu yang inovatif? Bagaimana strategi pemasaran PuLsa agar diminati oleh masyarakat? Bagaimana prospek kedepan dari produk itu? Meningkatkan nilai jual dan eksistensi kue putu terutama di kalangan anak muda 2.
Agar kue tradisional mampu bersaing dengan kue-kue modern 3. Hal ini dilakukan untuk dapat menarik minat para konsumen, karena keunikan namanya memberi kesan utama konsumen untuk membeli. Selain itu, untuk meningkatkan nilai jualnya kami mengembangkan produk serta melakukan perbaikan pemasaran. Kami mengembangkan produk dengan cara memberi inovasi pada rasa putu serta perbaikan kemasan pada produk putu.
Besar keinginan kami untuk lebih memperkenalkan potensi dan pemberdayaan pangan lokal. Akan tetapi,kue putu tradisional tidak bisa mengikuti perkembangan zaman sehingga konsumen menjadi bosan dan lebih memilih mengkonsumsi makanan atau camilan baru atau modern. Oleh karena itu, kami memberi inovasi baru pada kue putu bambutradisional dengan kue putu bambu yang memiliki beraneka rasa. Sehingga diharapkan : 1.
Dapat merubah tampilan produk putu tradisional menjadi putu yang lebih modern, yaitu memiliki beraneka rasa dan dikemas secara modern. Sehingga dapat menarik minat konsumen untuk mengkonsumsinya. Dapat menyediakan produk yang menarik, unik, enak, dengan harga yang terjangkau, terutama bagi kalangan mahasiswa. Dapat meningkatkan minat masyarakat terhadap makanan tradisional.
Dapat menciptakan peluang kerja bagi diri sendiri dan orang lain. Kue tersebut merupakan salah satu makanan tradisional dari jawa barat, yaitu kue putu bambu yang berbahan dasar tepung beras. Kemudian, kami mengolahnya menjadi kue putu yang memiliki beberapa rasa dan dikemas secara modern. Hal ini merupakan salah satu faktor penghambat eksistensi kue putu di kalangan masyarakat terutama di kalangan anak muda.
Produk yang dihasilkan hanyalah kue putu berwarna putih ataupun hijau dengan isi gula merah saja, sehingga tidak ada variasi rasa. Selain itu, kemasannya kurang menarik, yaitu hanya menggunakan daun pisang. Sehingga terlihat sangat tradisional. Untuk mengangkat nilai jual kue putu dikalangan masyarakat modern, kami melakukan inovasi baru yaitu mengembangkan produk dan pemasaran kue tradisional tersebut.
Pengembangan produk berupa penambahan rasa pada kue putu tidak hanya gula merah. Dengan adanya perubahan rasa yang sesuai dengan keinginan konsumen, maka akan meningkatkan minat masyarakat terhadap kue tradisional ini.
Sedangkan pengembangan pemasaran dilakukan dengan cara memperbaiki kemasan serta jalur pemasaran. Misalnya dengan melakukan perbaikan pengemasan yaitu menempatkan kue putu di dalam dos yang didesain sesuai dengan rasa serta ukurannya yang berbeda. Kemasan kue putu dibagi menjadi 3 macam ukuran yaitu small berisi 3 kue putu , medium berisi 5 kue putu dan big berisi 7 kue putu. Hal ini dilakukan untuk menjaga keawetan kue tersebut, selain itu kelapa dikukus terlebih dahulu agar tidak cepat basi.
Setelah penulis melakukan jajak pendapat dari beberapa masyarakat sekitar diketahui bahwa mayoritas masyarakat lebih menyukai rasa gula merah, cokelat, keju, dan selai strawberry dan blueberry. Oleh karena itu, kami mengembangkan produk putu dengan rasa original gula merah , cokelat, keju, dan rasa selai strawberry dan blueberry. Pengembangan pemasaran kue tradisional tersebut dilakukan dengan cara mempromosikan dari mulut ke mulut, secara online, dan pemasaran kepada pembeli secara langsung dan melayani pesan antar.
Segmentasi produk ini adalah semua kalangan masyarakat, karena kue ini memiliki rasa yang unik dan dikemas secara menarik. Target produk PuLsa putu lain rasa ini adalah masyarakat sekitar kawasan Unej terutama mahasiswa, hal ini dapat dilihat dari cara pengemasan yang lebih menarik modern dengan nama produk yang unik sehingga mahasiswa lebih tertarik untuk membeli produk ini.
Berikut ini adalah gambaran umum tentang perbedaan putu lama dan putu secara umum. Gambar 2. Hal ini dilakukan untuk menarik minat konsumen serta meningkatkan nilai jual putu di masyarakat terutama mahasiswa. Produk ini berbahan dasar tepung beras, daun pandan, kelapa. Selain itu produk ini tersedia dengan berbagai macam rasa yaitu gula merah, selai strawberry dan blueberry , coklat, dan keju. Untuk menjaga keawetan kue ini kami memisahkan antara kue dan kelapanya, dimana parutan kelapa tersebut dikukus terlebih dahulu agar tidak mudah basi.
Hal ini membuat produk semakin menarik, dan bercita rasa enak. Diantaranya : 1. Selain itu, harga ini sudah terjangkau untuk semua kalangan karena produk ini dijual mulai dari Rp sampai Rp Harga bukan sebagai penentu dalam persaingan, karena konsumenlah yang menentukan akan membeli produk yang mana. Selain itu kami lebih mengutamakan pelayanan agar konsumen tertarik untuk membeli produk ini, misalnya dengan cara melayani pesan antar daerah sekitar kampus unej. Mengenalkan produk kepada konsumen adalah salah satu tujuan dalam promosi.
0コメント